Sabtu, 22 Juni 2013

“ Kisah si anak minta uang kepada ibunya “

                     Jam menunjukan pukul 06 : 00 wib. Orang-orang sudah sibuk menyiapkan diri untuk mengejar rejeki hari itu. Begitu juga keluarga Dami ( bukan nama sebenarnya ) juga menyibukan diri untuk memulai pekerjaan. Keluarga ini tinggal di rumah kontrakan.  Mereka mempunyai 2 orang anak. Anak yang tertua tinggal di rumah neneknya karena sekolah di kampung  halaman neneknya.
Hari itu seorang ayah berangkat duluan pergi kerja. Sebelum si ibu dan si anak ini pergi mencari nafkah,  mencuci pakaian dan membersihkan rumah orang terlebih dahulu si ibu kerja dirumahnya.  Masih di sekitar pekarangan rumah, lewatlah seorang penjual kue. Si anak yang melihat penjual kue ini, langsung minta dibelikan kue kepada si ibu. Si ibu yang tidak memiliki sepersenpun uang bingung melihat permintaan si anaknya.  Semua orang tahu, kalau si anak minta sesuatu pasti harus dipenuhi. Di siItulah peran si ibu bijaksana atau tidak. Tapi si ibu yang satu ini sangat luar biasa bijaksananya. Walau hatinya menangis karena tidak bisa memenuhi permintaan anaknya, dia sama sekali tidak menunjukan dirinya lagi kesusahan. Di situlah saya melihat kebijaksanaan si ibu ini. Walau dia berbohong, tapi kebohongannya untuk menutupi tangisan anaknya. Si ibu ini, mengajak anaknya pergi kerja mencuci pakaian dan membersihkan rumah tempat dia kerja. Dengan sepeda yang dimiliki, si ibu membonceng anaknya. Anaknya didudukan dibagian belakang, agar si anak tidak jatuh si ibu mengikat anaknya dengan kain di bagian punggungnya sebagai pengaman.
Dalam perjalanan, si ibu ini masih kepikiran dengan permintaan si anak. Dalam hatinya bertanya bagaimana saya bisa memenui permintaan si anak ?  pertanyaan itu selalu menghantui si ibu.  Di persimpangan si ibu melihat ada uang seribuan, tanpa pikir panjang si ibu membuka tali ikatan anaknya dan langsung meminta si anak mengambilnya. Uang tersebut mau si ibu ini, gunakan untuk membeli kue,  memenuhi permintaan anaknya. Si anak pun menuruti permintaan ibunya. Betapa terkejut dan kaget si ibu ternyata uang tersebut bukan seribu melainkan Rp 61.000,00. Uang tersebut pun langsung dibelikan ke kue dan si ibu dapat memenuhi permintaan anaknya.

Dari cerita tersebut, Tuhan selalu hadir kepada orang-orang yang dalam kebingungan. Maka dari itu, tetaplah tenang dan sabar seperti si ibu tadi. Dengan kesabaran dari si ibu akhirnya si ibu mendapatkan uang. Walau uang tersebut bukan dari hasil keringat dari si ibu. Tapi itu, merupakan suatu mujisat. Memang mengambil hak orang lain itu adalah perbuatan dosa. Timbul pertanyaan “ Berdosakah si ibu dan si anak tersebut ? “ jawabannya hanya Tuhan yang tahu dan hanya Tuhan yang berhak mengatakan orang itu berdosa atau orang itu tidak berdosa. 

Rabu, 12 Juni 2013

MAKNA DARI “ ADIL KA TALINO, BACURAMIN KA SARUGA, BASENGAT KA JUBATA “

“ Adil ka Talino, Bacuramin ka saruga, Basengat ka Jubata “
Pertama “Adil ka Talino” kalimat   ini berasal dari bahasa Daya’k Kanayatn. Dalam bahasa indonesia kata “Adil” berarti “Adil, Sama banyak, tidak memihak ” dan kata “Ka” berarti “ Ke, Kepada, pada, terhadap “ sedangkan kata “Talino” berarti “ Manusia”. Dari pengertian setiap kata diatas maka kalimat “ adil ka talino” dapat diartikan “ adil terhadap sesama manusia “. Ini menjelaskan bahwa orang Daya’k, khususnya Daya’k Kanayatn itu menjunjung  tinggi sikap keadilan.
Kedua “ Bacuramin Ka Saruga” kalimat ini juga berasal dari bahasa daya’k Kanayatn. Sama seperti yang telah dijelaskan di atas kata-kata dalam kalimat ini, dapat diartikan ke dalam bahasa indonesia. Kata “Bacuramin berarti “ Gambaran, Pandangan, Pedoman” dan kata “ Saruga“ berarti “Surga”. Jika diartikan secara keseluruhan maka kalimat tersebut mempunyai arti “ Berpedoman pada Surga “. Ini menunjukan bahwa suku Daya’k Kanayatn takut terhadap surga atau Tuhan. Sehingga mereka bertindak sesuai gambaran orang-orang di surga atau selalu mengandalkan Sang Pencipta yaitu Tuhan dalam melakukan tindakan.
Ketiga  “Basengat ka Jubata” seperti kalimat-kalimat di atas. Kalimat ini juga berasal dari bahasa Daya’k Kanayatn. Dimana dalam bahasa indonesia kata “Basengat” berarti “Bernapas” dan kata “ Jubata” berarti “ Tuhan”. Jika diartikan secara keseluruhan maka kalimat tersebut mempunyai arti “ Bernapas pada Tuhan”.  Maksudnya  yang memberi napas kehidupan itu adalah Tuhan. Ini menyatakan bahwa suku Daya’k Kanayatn percaya yang menentukan hidup dan matinya manusia itu adalah Tuhan.
Dari ketiga pengertian di atas, kita dapat menarik kesimpulan tentang arti/makna “ ADIL KA TALINO, BACURAMIN KA SARUGA DAN BASENGAT KA JUBATA  bagi Suku Daya’k Kanayatn yaitu :
-         1. Sebagai manusia kita harus bersikap adil terhadap sesama
-         2.Menjunjung tinggi kedamaian dan kekeluargaan
-          3. Sebagai ciptaan Tuhan jangan melakukan tindakan yang dilarang oleh-Nya.
-          4.Menikatkan nilai-nilai kebenaran
-          5.Tidak takut mati dalam membela kebenaran karena hidup dan matinya manusia ditangan Tuhan.

Lima makna inilah yang paling utama menurut penulis. Namun kita dapat melihat ke lima makna ini tidak jauh dengan isi dari Pancasila. 

Kenangan Bersama Teman-teman Sekelas ( B PAGI MATEMATIKA 2009 STKIP PTK)

Dirng...dring...dring...alaram dihpku berdering, waktu menunjukan pukul 03.00 Wib dan pagi itu adalah hari Selasa,03 Juli 2012.  Suasana yang dingin menambah kenikmatan tersendiri bagi yang masih tertidur. Apalagi selimut yang membungkus seluruh badan membuat jiwa kita semangkin terbawa menikmati suasana pagi.  Aku yang biasanya setiap hari bangun terlambat, tapi  kali ini bangun dengan cepat. Selimut yang masih melekat dibadanku segera kulapaskan. Tanpa merapikan tempat tidur,  aku langsung mengambil handuk dan pergi menuju kamar mandi. Dinginnya pagi itu seakan tidak terasa dibadanku. Satu, dua, centong air membasahi seluruh tubuhku, ditambah  dengan harumnya bau sabun lux yang kuusapkan keseluruh badanku. Hanya beberapa menit saja aku berada dikamar mandi. Aku pun kembali ke kamarku, memilih pakaian yang akan kukenakan.  Dring,,dring,,,, hendponeku berdering. Dikejauhan sana terdengar  suara Indah temanku  “kita nunggu dimana ?” sambil mengenakan pakaian aku menjawab “ kita cukup nunggu teman-teman diperempatan lampu merah 28 oktober”. Bagitulah percakapan singkat antara aku dan temanku Indah. Aku pun kembali menyiapkan seluruh peralatan yang akan kubawa, tidak lupa aku memakai minyak rambut “celear” dan parfum “Aigner” menyempurnakan keharuman dari sabun lux kesukaanku. Kurang lebih 15 menit waktu yang kugunakan.
Pagi itu, untuk menganjal perut agar tidak kosong dan masuk angin. Aku serapan dengan sepiring nasi yang sayurnya indomie sedap dicampur sawi  dan telur. Untuk mengaktisivasi ngantuk aku minum secangkir kopi. Setelah 10 menit sesudah minum kopi, untuk menambah energi dan kehagatan didalam tubuh aku minum dua bungkus tolak angin. Ku ambil hendponeku untuk membangunkan temanku serumah namanya Julius yang bersedia mengantarku ke perempatan lampu merah 28 oktober menunggu bus yang akan mengantar rombongan kami ke Pasir Panjang Singkawang. Julius adalah teman yang paling baik dirumah tempat aku tinggal. Karena sudah ada kesepakatan dengan Julius sebelum tidur. Dia pun bangun, cuci muka dan siap mengantarku. Brum,,brum,,,suara motor vixson Julius berbunyi menandakan Julius siap berangkat mengantarku. Tanpa  ragu-ragu lagi aku langsung naik diatas motor dan kami pun menuju perempatan lampu merah 28 Oktober. Kurang lebih 5 menit kami sudah sampai ditujuan, kebetulan jaraknya tidak jauh dari rumah tempat tinggalku. Julius tidak ikut menemaniku menunggu bus, dia langsung memutar motor vixsonnya dan kembali lagi kerumah.
Di Perempatan lampu merah 28 oktober, ada  beberapa orang yang juga sedang menunggu bus dan satu orang bapak yang menawarkan jasanya untuk mencarikan atau memberhentikan bus yang lewat. Ku ambil hendpone, ku telepon temanku Makarius Arya Barie dipanggil Ari tapi tidak diangkat. Melihat Ari tidak mengangkat teleponku, aku menelepon Yudi dan Yudi juga tidak mengangkat teleponku. Lalu aku menelepon Indah menanyakan posisinya, dia menjawab sudah berada dikampus ( tempat kesepakatan untuk keberangkatan). Kembali lagi aku menelepon Ari dan Yudi, tapi tetap tidak diangkat mereka. Sambil menunggu aku menghidupkan sebatang rokok LA dan menikmatinya. Dring...dring..handponeku berdering, ternyata temanku Pio dan kami mulai percakapan. Isi percakapan kami yaitu Pio menyatakan dirinya sudah nunggu bus dan menanyakan teman2 yang lainnya. Baru beberapa menit berbicara dengan Pio,Yudi meneloponku. Isi percakapan kami pun tidak jauh beda dengan percakapan aku dan pio. Kembali aku menelepon Ari sampai 4 kali tapi tetap saja tidak diangkat. Dari samping kananku ada seorang bapak berjalan menghampiriku dan  menawarkan jasanya. Saya bilang saya lagi nunggu bus yang akan mengantar rombongan kami ke pasir panjang singkawang. Untuk memecahkan suasana saya tawarkan sebatang rokok kepada bapak itu dan terjadilah percakapan. Dari kejauhan Yudi yang diantar bapaknya pakai motor datang menghampiri aku dan kami sama-sama nunggu teman-teman yang lain. Lagi asyik-asyik ngobrol tiba-tiba ada sms dari Pio menanyakan Ari apakah ada bersamana dengan aku ? saya balas dengan singkat “ tidak ada bro “, sesudah itu aku kembali menelepon Ari. Kali ini, Ari mengangkat teleponku. Aku tanya dia “ bro, teman-teman sudah nunggu, sekarang kamu dimana ? “   Ari menjawab saya sudah bersama dengan mereka. Saya pun baru merasa tenang. Kenapa kalihatannya Ari begitu sangat penting buat saya dan teman-teman ? karena di tour ini Ari ditunjuk sebagai pemimpinnya.  Kami bertiga, aku, yudi dan bapak tadi kembali ngobrol terkait bus dan kunjungan.
Dihandponeku waktu menunjukan pukul 04.30 wib kurang lebih sudah 1 jam aku nunggu busnya tapi belum juga kunjung datang. Berdasarkan kesepakatan kami, dimana keberangkatannya paling lambat pukul 04.00 wib, seharusnya kami sudah dalam perjalanan menuju pasir panjang singkawang dan meninggalkan kota pontianak. Dring..dring.. handponeku berbunyi kembali, ternyata SMS dari Pio memberitahukan sebentar lagi mereka sampai dan sekaligus memerintahkan aku dan Yudi supaya siap-siap. Tidak lama kemudian kurang lebih 5 menit, bus yang aku tunggu sudah tiba. Busnya berhenti pas didepan aku dan Yudi nunggu. Kami pun segera masuk dalam bus. Jumlah kami didalam bus 35 ditambah 1 supir dan 2 knetnya jadi totalnya ada 38 orang. Ini melebihi kapasitas bus yang hanya memuat 27 orang + 3 serap atau 33 paling maxsimal.
Didalam bus, aku duduk dibangku serap bagian pintu belakang. Ku pandaingi dari belakang sampai kedepan. Ada yang duduk tenang sambil pejamkan matanya dan ada yang ngajak bercanda. Tiba-tiba dibelakang saya ada yang memainkan gitar namnya khairil zakaria dan kami pun mulai meramaikan bus dengan bernanyi sambil diiringi suara petikan gitar. Suara merdu pun mulai berkeluaran tidak ubahnya seperti suara kodok yang lagi pesta disawah. Entah beberapa lagu yang kami nyanyikan sampai membuat pemain gitar khas khairil kecapekan. Diwajok bus kami berhenti mengambil teman kami yang namanya Trisna. Trisna adalah salah satu yang paling berbadan besar diantara kami, orangnya ringan tangan dan kami sering ditraktir olehnya. Hanya beberapa menit saja bus kami berhenti dan kembali melaju, kira-kira kecepatannya 90-100km/jam. Agar teman-teman tidak tertidur aku memanfaatkan kamera hpku dengan mengatakan yang tidur difoto trus di posting di Fb. Ternyata senjataku cukup ampuh membuat teman-temanku tidak tertidur, karena mereka takut fotonya diposting difacebook. Tapi ada diantara mereka tidak peduli sehingga ada tertidur. Biar omonganku tidak dianggap main-main saja. Aku pun mengambil gambarnya dan langsung mempostingnya difacebook.  Setibanya di Jungkat supir bus memutar lagu-lagu remix. Lagu-lagu remix inilah menemani perjalanan kami menuju pasir panjang. Selain itu, teman-teman yang membawa kamera digital juga mulai mengambil gambar.
Sebelum memasuki kawasan wisata pasir panjang singkawang. Bus kami berhenti ditempat warung makan. Disini teman-teman diarahkan supaya membeli makanan/ nasi bungkus. Teman-teman yang bawa kamera pun tidak mau ketinggalan momen. Mereka langsung mengambil gambar, dengan berbagai gaya dan sudut pandang. Aku pun tidak mau ketinggalan berfoto dengan mereka. Gaya model artis korea pun mulai diparagakan oleh teman-teman yang cewek. Ya, mereka memang teman yang unik dan cantik-cantik walaupun lebih cantiklah artis korea. Tidak lama kemudian kami melanjutkan perjalanan. Kurang lebih 10 menit perjalanan dari warung makan, kami sudah memasuki kawasan wisata pasir panjang. Dari sinilah keceriaan yang tadinya biasa-biasa saja mulai tampak luar biasa. Di gerbang/ pintu masuk kawasan wisata belum ada penjaganya. Bus kami masuk tanpa membayar pajak.
Setibanya ditempat tujuan, aku melihat jam dihandponeku menunjukkan pukul 08.38 wib. Lalu segera otakku merespon, pantasan tadi digerbang belum ada penjaga rupanya ini kepagian. Mungkin rombongan kamilah yang memecahkan rekor itu, luar biasa bukan, semangatnya.  Satu persatu kami keluar dari bus. Setelah semuanya keluar dari bus. Ari menjalankan tugasnya sebagai pemimpin atau ketua panitia tour. Kami disuruh istrirahat dan disarankan kumpul kembali pukul 09.00 wib untuk memulai acara yang telah disiapkan Ari. Kami pun berpencar, ada yang ke kamar kecil, ke kantin, foto-foto, main volly, dan main gitar sambil bernanyi.  Aku memanfaatkan istirahat bernanyi bersama teman-teman.
Tidak terasa waktu istirahatnya, mungkin karena aysiknya bernyanyi dengan suara yang merdu seperti suara didalam drum.  Kami diminta oleh Ari ngumpul. Berarti saatnya untuk memulai acara yang disiapkan oleh Ari. Pertama-tama kami disuruh berbaris dan mendengarkan susunan acara yang akan dibacakan oleh ketua panitia kami. Ada pun susunan acaranya yaitu :
Pukul 09.00 wib -11.30 wib permaianan
Pukul 11.30 wib – 13.30 wib isoma
Pukul 13.30 wib – 14.30 wib bakar + makan jagung
Pukul 14.30 wib – 17.00 wib bebas
Pukul 17.00 wib – 17.45 wib pengarahan ,pesan dan kesan dari ketua tingkat, dan bersalam-salaman serta saling memaafkan.
Sehabis membacakan susunan acara. Ketua panitia membagi kami menjadi 4 kelompok. Setelah itu, kami pun diarahkan untuk mendengarkan aturan dalam permainan yang disiapkan oleh ketua panitia. Saatnya permainan.
Permainan yang dirancang ketua panitia sangat luar biasa. Kami dituntut untuk menjaga kekompakan agar menjadi yang terbaik. Masing-masing ketua kelompok mengarahkan anak buahnya. Dikelompokku yang menjadi ketua Ibnu Rubiansyah. Dalam 4 permainan kelompok kami tidak mendapatkan nominasi terbaik. Walaupun, tidak mendapatkan hasil yang memuaskan. Kelompokku tetap merasakan kegembiraan. Begitu pula dengan kelompok lain yang senasib dengan kelompokku. Kami menjunjung sikap sportif dan rasa  kekeluargaan. Ada pun yang mendominasi dalam permainan yaitu kelompok 1 dalam 4 pertandingan, mereka menjuarai 2 permainan. Pada momen ini, canda tawa dan ekspersi lucu berkeluaran, menambah kegembiraan yang telah ada. Aku yang mendapat 2 kali hukuman dan 1 kali menjadi pilihan dari teman yang dihukum. Kujalani dengan rasa ikhlas dan tanpa beban. Ya,,walaupun dihukum aku sangat bahagia, karena dapat menghibur teman-teman dengan aksi konyolku.
Permainan sudah selesai, tapi keinginan untuk bermain masih tampak jelas dimuka teman-temanku semua. Kapan-kapan lagi ya teman, saatnya kita mengisi kampung tengah kata Ari menutup permainan kami. Disini tampak kekompakan itu, tidak ada yang melawan semuanya mudah diarahkan. Teman-teman jangan ada yang berpencar ya makannya, kita buat dua baris dan kita makannya saling berhadapan kata Ari memesan kami. Dengan serempak kami menjawab “ok bro “. Kami pun makan dengan sesuai perintah dari ketua panitia. Oh ya,, kami membawa bekal masing-masing, sehingga menu makanan pun beda-beda. Wah,,, serunya saat itu, ketika kami saling berbagi sayur maupun lauk yang kami bawa.
Selesai makan kami istirahat sebentar, ada yang tidur, ada yang berkeliaran mencari suasana nyantai dan kebanyakan dari kami duduk membuat lingkaran sambil bernyanyi dengan iringan pemain gitar andalan kami Yudi dan Ibnu Rubianyah. Suasana tambah meriah lagi saat teman-teman menjodohkan Yudi dengan Dwi Astuti dan Ibnu dengan Ismi. Kelelahan kami selama dalam perjalanan dan saat bermain tidak terasa lagi. Yang terlihat wajah-wajah berseri yang tampak di setiap rupa teman-teman. Canda tawa pun tidak henti-hentinya keluar dari mulut kami masing-masing.
Ari yang ditunjuk sebagai pemandu kegiatan, sangat sigap dan penuh tanggung jawab melaksanakan tugasnya. Diajaknya beberapa teman-teman untuk membantu dia membuat api. Wah.. untuk apa ya api yang dinyalakan oleh ari dan teman-teman ? kasih tahu gak ya ? ya kasih tahu deh, kasihan nanti ada yang beranggapan untuk bakar teman pula. Api yang dinyalakan oleh Ari dan teman-teman untuk membakar jagung. Setelah apinya menyala saya pun ikut membantu, sambil menunggu api, ada baranya. Sedangkan teman-teman yang lain masih asyik bermain bernyanyi dengan suara merdu sehingga telingga pun sampai sakit mendengarnya. Di tambah lagi pemain gitar handalan kami yang bisa memainkan satu kunci dengan ribuan nada. Bara api sudah terlihat kami pun mulai membakar jagung dengan diiringi nyanyian dari teman-teman. Masih beberapa jagung yang dibakar. Eh sudah ada teman-teman yang minta, maklum lapar lagi karena energi mereka habis saat bernyanyi. Lezat dan maknyus jagung bakarnya. Mertua lewat tidak terlihat lagi.
Sehabis makan jagung bakar kami pun diarahkan kembali oleh pemandu. Wah,, ini yang lebih seru acara bebas lho.. eh jangan salah bebas disini masih tahap yang positif ya,, maksudnya kami diperbolehkan berkeliaran, mandi, dan nyantai dimana saja. Tapi teman-teman rata-rata memilih untuk menikmati asinnya ari laut. Saya juga tidak mau kalah. Saya yang lebih duluan nyebur ke ari laut. Dari kejauhan saya melihat teman-teman menyeburkan para cewek yang gak mau mandi. Ayo teman-teman jangan ragu, jika satu basah semuanya harus basah teriak saya dari kejauhan.
Hanya sebagian kecil dari kami yang tidak menikmati air laut. Oh ya bukannya mereka gak mau, tapi biasalah para cewek lagi dapet,,heheheheheh. Tampak jelas dari muka mereka ada keinginan juga mau mandi. Puas berenang di ari laut kami bermain bola di tepi pantai. Ini kali pertama permainan bola campuran. Maksudnya, pemainnya bercampur cewek dan cowok.  Ayo.. yumi tendang. Ya susah menciptakan gol lapangannya kecil tapi pemainya puluhan. Badan pun terasa capek. Satu per satu pemain memilih untuk menonton sampai akhirnya diganti permainan. Main apa lagi ya ? ini permainan yang tidak kalah serunya lagi. Mau tahu permainan apa ? permainan tangkap bola, cara bermainnya pertama-tama kita suit dulu menentukan siapa yang akan menangkap bola. Kedua, setelah didapat orangnya kita berdiri melingkar mengelilingi teman yang akan menangkap bola. Ketiga, teman yang menangkap bola melemparkan bola ke salah satu peserta. Mudah kan !! tapi ada syaratnya sebelum bola ditangkap kembali oleh teman yang mengejar atau menangkap bola, dia tetap mengejar dan berusaha menangkap bola, terus barang siapa peserta yang bolanya dapat ditangkap oleh penangkap bola tadi, dia yang giliran berikutnya menangkap bola. Permainan berjalan sesuai aturan. Permainan ini mengundang tawa, habis lucu lihat teman yang nangkap bola belari kedepan, kekiri, kekanan dan kebelakang mengejar bola. Permainan ini tidak berlangsung lama, Mungkin karena faktor kecapekan kami pun menghentikan permainan.
Kecapekan bermain, membuat kami memilih duduk ditepi pantai menikmati semburan ombak sambil mengumpulkan pasir. Berawal dari mengumpulkan pasir ujung-ujungnya teman kami Yudi dibungkus dengan pasir. Hanya bagian kepalanya saja yang tidak terbungkus. Saya pun penasaran bagaimana rasanya. Setelah mereka membungkus Yudi. Saya pun minta dibungkus. Wow.. ternyata berat juga ditimpa pasir dan susah bernapas. Hanya beberapa menit saja saya menikmatinya karena susah bernafas. Pio yang melihat, rupanya penasaran juga. Ya saatnya Pio yang dibungkus dengan pasir. Tidak lama kemudian sang pemandu yaitu Ari mengajak kami untuk membersihkan diri karena acaranya sudah selesai.
Sekitar 15 menit kami membersihkan diri kami, sehingga tidak ada lagi pasir yang menempel di badan kami. Kami pun disuruh ngumpul. Kami berdiri melingkar. Setelah semuanya melingkar Ari melanjutkan acaranya. Acara kali ini kesan dan pesan dari ketua tingkat kelas kami. Tapi sebelum ketua tingkat berbicara terlebih dahulu Ari minta maaf atas kesalahannya tadi pagi, pas mau keberangkatan kami ke pasir panjang. Dia yang mandu dia yang terlambat. Disini tampak kembali sifat kekeluargaan diantara kami teman-teman tampa banyak komentar langsung memberikan maaf kepada Ari. Wah..luar biasa, saya langsung membayangkan kalau seandainya penduduk Indonesia seperti ini, pasti kedamaian dan ketentraman kita rasakan.  Oh ya ketua tingkat kelas kami itu saya sendiri. Sekarang giliran saya yang berbicara. Sebelum saya berbicara tidak terasa air mata saya hampir keluar. Rasa haru dan kegembiraan dari saya melihat teman-teman begitu menghormati dan menghargai saya. Saya berusaha tegar dan akhirnya saya menyampaikan pesan dan kesan saya selama di percaya menjadi ketua tingkat di kelas kami. Ada pun pesan saya “ saya meminta teman-teman saya untuk selalu kompak sampai kapan pun dan menjunjung tinggi sikap kekeluargaan diantara kami “ sedangkan kesan saya “ kebanggaan memiliki teman-teman seperti mereka dan bersyukur Tuhan mempertemukan diri saya dengan mereka”.
Sesudah saya menyampaikan pesan dan kesan saya. Saya pun kembali ke barisan. Ini di luar dugaan saya ternyata teman-teman menyiapkan kado untuk saya. Terima kasih untuk semuanya. Dilanjutkan untuk saling berjabat tangan dan memberikan maaf. B MORNING selalu di HATI.

Senin, 11 Maret 2013

Siapa Suruh datang ke Kuching


  Jam sebelas lewat duapuluh lima menit waktu Kuching saat malam hari di meja makan rumah keluarga Tuan Antoni (52)-Anti (47) – bukan nama sebenarnya, masih berserakan sisa-sisa makanan tumpah, begitu juga piring, serbet, mangkuk, sendok makan, garpu dan pisau makan berantakan, pemandangan sungguh jauh dari rapi apalagi indah, yang ada hanya kesemrawutan, kacau.

Perlahan namun pasti dengan kesabaran penuh dan dengan sangat berhati-hati jari-jari kasar Hasam (47) TKI asal Pasukayu, Kecamatan Samalantan Kabupaten Bengkayang menuangkan cairan pembersih kaca meja makan yang mewah, menggosoknya agar tidak berbau dan kotor. Piring-piring ia sisihkan di pinggir wastafel yang pada gilirannya akan dibersihkan pula. Sesudah itu ia akan mengeluarkan isi kulkas untuk persiapan masak di pagi esok. Ya, untuk menu sarapan pagi bagi keluarga pengusaha sawit beranak empat tersebut. Usai itulah Hasam baru membuka mangkuk kecilnya yang berisi nasi dan sekerat ikan asin dilengkapi seujung sendok makan (secuil saja) sambal tomato rasa pedas. Inilah upah bagi ‘pengabdiannya’ sepanjang hari ini setiap hari kepada Tuan dan Nyonya selama di Negeri Sarawak. Tidak terasa, sudah dua ribu lima ratus limapuluh lima hari Hasam menghuni rumah berlantai dua itu. Siang malam tak henti bekerja. Tiada mengenal lelah. Pekerjaan rumah ia lakoni dengan penuh perhatian, kesungguhan, keiklasan

“Saya terpikir anak saya yang masih  SD di kampung. Untuk dialah saya mau bekerja disini” Katanya terisak lantas cepat-cepat melap airmatanya dengan kaus merah mudanya yang sudah lusuh disamping saya. Ia mencondongkan wajahnya mendekati saya, berbisik lirih tentang seribu satu macam nestapa bekerja di negeri perpenduduk kurang lebih 2.400 ribu jiwa ini. Pembicaraan kami lakukan memakai bahasa Dayak Kanayatn, karena Sang Ibu berasal dari Silung Kalimantan Barat, bahasa sehari-hari badamea atau berbahasa Kanayatn (lebih dikenal ba ahe).

Sungguh Hasam tidak menyangka kalau kerja kerasnya tidak berbuah hasil. Sepanjang dua ribu lima ratus limapuluh lima hari yang setara dengan tujuh tahun ternyata pekerjaannya tidak membuahkan hasil (baca-uang seringgitpun tak ia dapatkan). Tidak ada gaji sepeser apalagi seringgit yang ia terima. “Mengapa nasibku sial begini?” keluhnya seraya mengusap lagi matanya yang kemerahan menahan luapan air mata yang tiba-tiba deras mengalir. “Suamiku pasti marah kalau aku pulang tidak membawa uang” lanjutnya sambil kemudian berusaha menahan isak seraya menggigit bibirnya yang pucat.

Di Negeri Sarawak yang menyatakan kemerdekaannya pada 16 September 1963 ini, Hasam tidak sendirian. Ia juga membawa anak perempuannya Mira (18) yang kala itu belum genap 14 tahun usianya. Alasan membawa anak tentu saja karena di tahun-tahun pertama gaji mereka lancar, majikan baik, yang jelas jarang menyiksa. Di kampungnya, Hasam jengah mengajari anak-anak bertani. Makanya, satu lagi anak perempuannya juga menjadi TKI, sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Adapun dengan Mira, sekarang ada di penampungan yang sama dengan dirinya di shelter Kota Kuching menunggu keajaiban yang difasilitasi KJRI untuk Malaysia kepada agen dan majikan, menuntut gaji para TKI yang rata-rata diatas 7 tahun tidak dibayar.

Di Shelter yang diasuh oleh KJRI-Indonesia untuk Kuching, Ibu Kota Negeri Sarawak  ada belasan TKI baik perempuan maupun laki-laki yang berada dalam penampungan. Seribu satu macam kasus yang dialami para TKI. Mulai dari gaji tidak dibayar majikan, ditampar, ditinju, diperkosa, diterjang hingga diinjak-injak majikan. Kebanyakan mereka bekerja di sektor domestik, hampir dua ratus ribuan, juga di perkebunan sawit, sektor manufaktur yakni kilang minyak dan usaha konstruksi (bangunan).

 Harapan mereka adalah ingin segera pulang ke negeri asal, Indonesia dan gaji mereka terbayar, untuk melanjutkan sisa hidup mereka. Ingin pulang sebelum para TKI berbondong-bondong memenuhi Negara Bagian yang dipimpin TYT.Tun Datuk Patinggi Abg Hj.M.Salahuddin ini. Konon, sebentar lagi Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia, Muhaimin Iskandar dengan Menteri Sumber Daya Manusia Malaysia Datuk S.Subramaniam akan meneken pembaharuan Nota Kesepahaman Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, bulan Mei 2011 ini. Artinya, pemerintah RI-Malaysia akan segera mencabut moratorium pengiriman TKI. Artinya, TKI akan makin banyak lagi memenuhi Negeri Jiran ini. 


Sumber : Dari Hati ke Hati, Maria Goreti (anggota DPD RI asal Kalbar-Hasam (TKI asal Pasukayu Kec.samalantan Kab.Bengkayang, Minggu, 3 April 2011) di shelter penanpungan TKI, asuhan KJRI Kuching

PUBLIC SPEAKING BAGI PEMULA


Nah,,teman-teman postingan saya kali ini mengenai  cara berbicara didepan umum dsb. bagi teman-teman yang mengalami kesulitan berbicara didepan umum. mungkin postingan saya kali ini bisa membantu teman-teman semua....ok silahkan membaca..

Apa si Public Speaking itu ?
Sebagaimana naik sepeda,
Public Speaking atau berbicara di depan umum tidaklah membutuhkan bakat khusus. Latihan yang teratur dan tekunlah yang akan menjadikan kita cakap berbicara seperti itu. ini tidak ngibul. berabad-abad lamanya sejarah telah membuktikannya.
berbicara didepan  sejumlah orang/umum/publik merupakan kegiatan yang pada dasarnya dilakukan dalam rangka komunikasi.

Bagaimana cara menyampaikan komunikasi yang baik ?
Berbeda dengan kalau kita menyajikan minuman kepada tamu, pembicara tidak menyajikan idenya dengan cangkir, tetapi mempergunakankan kode, tanda, atau lambang. kode utama yang dipergunakan pembicara adalah bahasa. Bahasa yang disusun begitu rupa untuk menyampaikan ide ini biasa disebut wacana (W). Karena pembicara ingin menyampaikan idenya secara langsung ( tatap muka ) kepada publiknya, wujud wacananya adalah wacana lisan (WL).

"Lalu, publiknya itu ngapain ?"
Yang jelas, publiknya tidak tidur. Jika publiknya tidur, tidak akan terjadi komunikasi. Publik mendengarkan wacana lisan pembicara serta menyaksikan ekspresi wajah, gerak anggota tubuh, dan penampilan pembicara. Publik aktif menafsirkan ide yang ingin disampaikan pembicara dengan mempergunakan wacana lisan dan seluruh ekspresinya itu.

 Apakah sebetulnya tujuan utama orang berbicara di depan umum ?
sebagaimana tujuan komunikasi pada umumnya, tujuan orang berbicara  di depan umum adalah agar umum memiliki ide seperti yang dimiliki pembicara. Dengan kata lain, terciptanya kebersamaan dalam ide. Pembicara dan publik sama-sama memiliki ide yang sama. Kalau komunikasi semacam itu tercapai, hidup sungguh membahagiakan !

" Kalau begitu sih, mudah ! Saya pun bisa ! "
Memang, Anda pun bisa ! namun, berbicara di depan sejumlah orang, berdasarkan pengalaman, tidaklah semudah berduaan. Kita harus tekun berlatih dan mengetahui pengetahuan yang memadai tentangnya. Pengetahuan itu sudah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dengan nama "retorika".

nah.. ini teman-teman persoalan yang banyak dijumpai  oleh pemula pada umumnya justru persoalan yang datang dari dirinya sendiri. Bagaimana itu ? Yuk..kita lihat..

Setidaknya ada tujuh persoalan yang banyak dijumpai oleh pemula yakni :

1. Tipe Kelinci

Persoalan diri sendiri yang pertama-tama harus didobrak adalah bersikap seperti kelinci, yaitu menolak kesempatan untuk tampil. Kelinci seperti itu, bukan ? Kelinci akan lari bersembunyi sebelum berhaddapan dengan musuhnya. Jika kita tak kunjung berani mendobrak sikap ini, rasa takut akan terus menghantui kita

Menghindari rasa takut dengan menghindari kesempatan untuk tampil dengan aneka macam dalih ini tidak mengatasi persoalan, tetapi justru memperberat persoalan. Mengapa ?

Mungkin saja kita menolak tawaran tampil dengan aneka alasan seperti, " Maaf, besok ujian !", "Saya ndak bisa, kok !" dan seribu satu dalih lainnya. Memang, jika dalih kita diterima dan kita tidak jadi ditugasi berbicara di depan umum, rasa takut kita hilang. Kita merasa aman, lega, ringan. Akan tetapi, awas ! Ketenangan itu hanya sesaat. Kita akan terus dihantui oleh ketakutan jangan-jangan lain kali disuruh lagi. Bila lain kali sungguh diberi kesempatan, ketakutan kita bertambah. Begitu seterusnya, rasa takut akan terus bertambah dan berlipat. Oleh sebab itu, DOBRAKLAH ! Hilangkan rasa takut/cemas/khwatir/gelisah! 

"JANGAN TOLAK KESEMPATAN, 
CARILAH KESEMPATAN, 
REBUTLAH KESEMPATAN DAN 
CIPTAKAN KESEMPATAN "

2. Belum Terbiasa

Rasa takut tampil pertama kali telah kita dobrak ! Kita tidak lagi seperti kelinci yang lari sebelum berhadapan dengan musuh. Kita telah tampil berbicara didepan umum. Mungkin berhasil, mungkin gagal. Lalu, apakah hanya dengan satu kali tampil persoalan kita teratasi ? Jelas belum teman !

Rasa takut yang sudah hancur kita dobrak itu perlu dibersihkan, dikikis sampai ke keping-keping yang terkecil. Bagaimana caranya ? Ulangilah tampil lagi dalam kesempatan-kesempatan lain.

Tampil lagi, tampil lagi, tampil lagi dan tampil yang kesekian kalinya akan membebaskan kita dari rasa takut. Selanjutnya, kita akan merasa tenang dan aman.

Mungkin timbul pertanyaan, apakah pembicara yang sudah biasa tampil, yang sudah berpengalaman, sama sekali bebas dari rasa takut atau cemas itu ? Jawabannya, Tidak ! Yang berpengalaman pun tidak sama sekali bebas dari perasaan itu. Mereka juga merasa ketakutan atau kecemasan itu tetapi porsinya sedikit, dan perasaan itu justru dimanfaatkan untuk mempertinggi kewaspadaan.

Ingat pepatah nenek moyang kita
" Allah Bisa Karena Biasa " 

3. Pemahanam yang Keliru

Ada banyak pembicara yang memiliki pemahaman yang keliru tentang berbicara di depan umum. Pemahaman atau anggapan ini bisa jadi menolong pembicara mengatasi kesulitan yang dihadapi. Namun, pada umumnya hanya bersifat sesaat. Anggapan macam apakah ini ?

Yang sangat umum kita dengar adalah nasihat untuk memperlakukan publik sebagai orang-orang bodoh dari si pembicara. Bahkan, ada yang menganjurkan agar menganggap publik sebagi  batu nisan  atau kawanan kerbau. Pembicara yang mempunyai pemahaman bahwa public speaking  adalah semacam itu, dapat saja menjadi semakin besar kepercayaan dirinya. Pembicara itu dapat berbicara dengan bebas, keras dan lancar. Akan tetapi, semua ini bersifat semu. Nyatanya, publik kita bukan nisan, bukan kerbau dan belum tentu lebih sempit pengetahuannya daripada kita. Komunikasi yang sehat antara pembicara dan publiknya tak akan terjadi. Yang terjadi hanyalah pembicara telah menyampaikan wacananya dengan lancar, tanpa henti, tetat sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Setelah pembicara selesai berbicara, publik bertepuk tangan. Habis. Apakah informasi yang disampaikan dapat diterima publik atau tidak, tidak lagi dipersoalkan.

Sebaiknya, ada yang dicekam ketakutan karena menganggap publik sebagai momok, musuh, atau sebagai hakim yang akan mengadili kita. Pembicara semacam ini biasanya sebelum tampil sudah kalah. Dia tampil tanpa kepercayaan diri, tanpa keyakinan.

Ada pula yang beranggapan  bahwa  seseorang yang tampil berbicara di depan umum harus pandai bermain sandiwara, berpura-pura. Pembicara semacam ini cendrung menirukan atau mencontoh pembicara lain yang dianggapnya baik. Dia tidak menjadi dirinya sendiri. Memang, pada langkah awal kita dapat mencontoh bagaimana orang lain tampil di depan mimbar. Kita menjadi duplikatnya. Akan tetapi, kita pada akhirnya harus berkembang menjadi diri kita sendiri. Tampil sebagai diriku, dan berkomunikasi dengan publik sebagai diriku. 

Selain itu, ada pula anggapan bahwa keberhasilan seorang pembicara diukur oleh banyak, keras dan lamanya publik bertepuk tangan. Semakin banyak tawa dan tepuk tangan dari publik, selama dan sesudah pembicara menyelesaikan bicaranya, dinilai pembicaranya semakin baik. Anggapan semacam ini akan membawa pembicara cendrung menarik perhatian dan memancing tawa publik terus-menerus. Alhasil, kita tidak lagi dapat membedakan antara pembicara yang cakap dan pelawak.

Anggapan- anggapan semacam itu tidaklah tepat. Lalu, yang tepat seperti apa ?

Kembali ke pengertian kita tentang berbicara di depan publik sebagai kegiatan berkomunikasi, yaitu kegiatan pembicara menyampaikan  idenya secara tatap muka kepadda publik. Pengertian itulah yang kita pegang. Publik adalah sesama kita. Bukan sesama kita yang tak tertentu batas-batasnya, melainkan sesama kita yang tertentu, di tempat tertentu, pada kesempatan tertentu, yang akan kita beri ide yang kita miliki. Sebagai sesama, publik membutuhkan kita sebagaimana kita membutuhkan publik. Yakinlah, kita akan merasa senang berbicara tatap muka dengan publik.

4. Kurang Persiapan

Secakap apapun seorang pembicara, jika kurang dalam persiapannya, janganlah diharapkan dia tampil secara optimal. Sebaliknya, seorang pemula yang menyiapkan diri secara sungguh-sungguh untuk tampil dapat kita harapkan akan berhasil.

Persiapan mutlak penting bagi seorang pembicara, lebih-lebih bagi pemula. Bagaimanakah cara kita mempersiapkan diri ? hal- hal ini akan dibicarakan dalam postingan saya yang berikutnya.

Buehler menunjukan manfaat-manfaat persiapan yaitu :
1. persiapan akan memberi kita inspirasi untu mempelajari dan menyelidiki bahan dengan perasaan senang.
2. persiapan akan memberi kita rasa tenang dan percaya diri.
3. persiapan akan mempermudah kita dalam menyajikan ide di depan publik
4. persiapan akan menjadikan kita happy
5. persiapan  akan mendorong kita keluar dari tempurung kepicikan kita sendiri.

Apakah  yang menyebabkan pembicara mengabaikan persiapan ? Pada umumnya adalah rasa malas.

5. Kondisi Tidak Sehat

Pembicara amatir tidak menjaga kesehatan dirinya. Lalu, apa yang terjadi ? sewaktu akan tampil, bisa jatuh sakit. Flu dengan tetek bengeknya seperti pilek, batuk, bersin, dan pusing akan menyerangnya. Bahkan, bisa terjadi dia urung tampil. jelas ini tidak propesional. Seorang pembicara harusnya memelihara kesehatan dirinya. Diri yang mana ? Ya, diri pembicara sendiri : badanya, jiwanya, dan pribadinya secara utuh.

Agar badan kita sehat, kita perlu makan, istirahat, tidur dan berolah raga secara teratur. Tampilan di atas mimbar dalam kondisi badan yang tidak fit sungguh tidak patut dipuji, apalagi bila kita berbicara di depan publik yang ratusan bahkan ribuan jumlahnya, dalam forum resmi, dan dalam tempo yang cukup lama.

Emosi pembicara yang tidak stabil juga tidak menguntungkan. Pembicaralah yang harus menjadi pengendali emosi dan situasi publik. Bagaimana mungkin pembicara yang tidak dapat mengendalikan emosinya sendiri mau mengendalikan emosi publik secara terarah ? Berhura-hura, boleh jadi. Tetapi, mengendalikan emosi publik untuk suatu tujuan yang lebih luhur dibutuhkan kemampuan si pembicara untuk mengendalikan emosinya sendiri.

Rasa sombong, rendah diri, benci akan kehidupan, pertumbuhan pribadi yang tidak wajar, dan kehidupan moral yang tidak terpuji dapat menjadi hambatan bagi seorang pembicara untuk dapat berkomunikasi secara sehat dengan  publiknya.

6. Motivasi Tidak Kuat

Berkali-kali tampil tetapi tanpa motivasi yang jelas dan kuat tak akan banyak hasilnya. Apalagi tampil seperti anak domba yand diseret ke kandang. Anak domba terkenal sebagai penurut. Jika diperintah, ya dilaksanakan. Bagaimana melaksanakannya ?  Yah, asal perintah terlaksana. Berhasil atau tidak, tidaklah penting. Yang penting perintah dilaksanakan.

Pembicara tipe anak domba ini, meskipun berkali-kali tampil, tak akan meningkat kecakapannya. Seorang pembicara perlu memiliki motivasi. Ada banyak motivasi yang dapat mendorong seseorang tampil sebagai pembicara, namun tidak semua motivasi itu kuat. Beberapa motivasi tersebut antara lain : menarik perhatian, mencari nama, memperebutkan kedudukan, mencari uang dan sebagainya; sedangkan motivasi yang sehat dan tahan uji antara lain : cinta sesama, cinta nusa dan bangsa, dan cinta kepada Tuhan.

Pembicara yang tampil dengan motivasi yang kuat pada umumnya akan berjalan dengan sungguh-sungguh dan tidak putus asa apabila gagal. Pembicara semacam itu tidak  akan lapuk oleh hujan dan tidak akan lekang oleh panas. Mereka akan terus dan terus tampil. Mereka akan terus dan terus meningkatkan diri. Mereka terus dan terus akan menanjak dan berhasil menjadi pembicara yang tangguh.

7. Menyia-nyiakan Bakat Khusus

Adakah diantara Anda yang dianugerahi oleh Tuhan kemampuan khusus, seperti menyanyi, menari, melukis, melucu, bercerita cerita kanak-kanak, mengenal banyak sekali cerita rakyat, menghafal kode-kode kota pada plat mobil, menghitung secara super cepat, bermain sulap, bela diri, memasak, memilihara anggrek, berternak ayam atau ikan, merias wajah, ahli dalam bidang tertentu dan sebagainya ? Punyakah Anda kemampuan itu ?

Jika Anda memilikinya, pernahkah Anda memanfaatkannya untuk mendukung bicara anda di atas mimbar ? Belum
Wah sayang nih ye ?
Ada banyak pembicara yang berhasil menarik perhatian publiknya justru dengan memanfaatkan secara bijak kemampuan khususnya. Tidak ada yang melarang seorang pembicara menyanyikan sebait lagu jika suaranya memang bagus. Tidak sedikit pembicara yang mengawali dan memberi ilustrasi bicaranya dengan cerita-cerita yang mengesankan. Mengapa anda tidak menyiapkan humor-humor yang anda miliki sewaktu anda berbicara di atas mimbar ? Anda ingin mengendorkan ketegangan publik dengan bermain sulap dengan mempergunakan sapu tangan selama satu atau dua menit ? mengapa tidak ?  Tidak ada yang melarang anda ! Atau, mungkin Anda ingin membandingkan cara mendidik anak dengan hobi Anda memilihara anggrek ? Begitu juga boleh ! siapa tahu Anda dapat menghubungkan harmoni dalam gambar arsiktektur yang sedang anda jelaskan kepada publik dengan jurus kungfu yang anda kuasai.

Sesungguhnya, kreativitas memanfaatkan kemampuan khusus Anda dalam bicara di depan publik dapat menjadikan bicara Anda menarik dan khas. Selain itu, juga akan menumbuhkan kepercayaan diri Anda karena Anda dapat merealisasikan kemampuan yang Anda miliki dalam kesempatan di atas mimbar itu.

Sumber : PT Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta ( G. Sukadi ) 

Selasa, 05 Maret 2013

KINI ENGKAU TELAH PERGI


Kini engkau telah pergi,,
Canda –tawa ketika saat bersamamu,,
Hanyalah kenangan yang tak akan mungkin terulang kembali.

Kini engkau telah pergi
Perih hati ini
Saat mengenang senyum manis diwajahmu

Kini engkau telah  pergi,,
Meninggalkan semua orang
Yang menyayangi dan mencintaimu

Kini engkau telah pergi
Berat hati ini
Tuk melepas dirimu

Kini engkau telah pergi
Peri hati ini
Menyesali tak selalu bersamaamu

Kini engkau telah pergi
Hanya tangisan pilu dikejauhan
Saat melepas kepergianmu

Kini engkau telah pergi
Sebelum aku mengucapkan
Kata maaf atas dosa dan kesalahanku padamu

Kini engkau pergi
Dan tak akan pernah kembali.

Selamat jalan adekku tersayang Iyong,
Walaupun kamu gagal tes polisi didunia ini
Tapi Tuhan telah memilihmu untuk menjadi polisi di surga.

Puisi ini ku persembahkan buat adekku tersayang Iyong
Yang telah dipanggil oleh Bapak disurga pada tanggal 25 Juni 2012, saat berangkat kepontianak untuk mengikuti tes  polisi.

KERINDUAN

Sayang...
Sinar mentari tidak bisa memberikan kehangatan padaku
Sinar bulan dan bintang tidak bisa memberikan keindahan padaku
Indahnya alunan lagu dan melodi tidak bisa membuat diriku gembira
Seorang anekdot atau badut tidak bisa membuat diriku tersenyum
sayang...
mataku ingin selalu memandangi senyum manismu
telinggaku ingin selalu mendengar bisikan manja yang kamu ucapkan untuk diriku
hidungku ingin selalu mencium harumnya aroma parfummu
bibirku ingin mengucapkan pujian untukmu
tanganku ingin mengengam erat tanganmu
jari-jemariku ingin membelai lembut indahnya rambutmu
kakiku ingin melangkah bersamamu mengarungi indahnya tujuan kita.
Sayang
Sadarkah engkau betapa berartinya dirimu buat diriku...
Sadarkah engkau Seluruh jiwa dan ragaku
Merindukan kehadiran dirimu
Sadarkah engkau aku takut kehilanganmu...
Sayang....
Bisakah aku bertahan disini
Tanpa kehadiran dirimu
dan
Bisakah kamu bertahan disana
Dengan satu cinta yaitu cinta terhadap diriku
( by : Bamz)

Maaf kan aku sayang
yang telah membuat air mata sucimu menetes
Itulah kebodohan diriku yang tidak bisa melihat kesucian dan ketulusan cintamu
Aku tidak bermaksud untuk melukai perasaanmu
Tapi itu semua ego karena perasaan cemburu dari ku