Jam menunjukan pukul 06 : 00 wib.
Orang-orang sudah sibuk menyiapkan diri untuk mengejar rejeki hari itu. Begitu
juga keluarga Dami ( bukan nama sebenarnya ) juga menyibukan diri untuk memulai
pekerjaan. Keluarga ini tinggal di rumah kontrakan. Mereka mempunyai 2 orang anak. Anak yang
tertua tinggal di rumah neneknya karena sekolah di kampung halaman neneknya.
Hari itu seorang ayah berangkat
duluan pergi kerja. Sebelum si ibu dan si anak ini pergi mencari nafkah, mencuci pakaian dan membersihkan rumah orang
terlebih dahulu si ibu kerja dirumahnya. Masih di sekitar pekarangan rumah, lewatlah
seorang penjual kue. Si anak yang melihat penjual kue ini, langsung minta
dibelikan kue kepada si ibu. Si ibu yang tidak memiliki sepersenpun uang
bingung melihat permintaan si anaknya.
Semua orang tahu, kalau si anak minta sesuatu pasti harus dipenuhi. Di
siItulah peran si ibu bijaksana atau tidak. Tapi si ibu yang satu ini sangat
luar biasa bijaksananya. Walau hatinya menangis karena tidak bisa memenuhi
permintaan anaknya, dia sama sekali tidak menunjukan dirinya lagi kesusahan. Di
situlah saya melihat kebijaksanaan si ibu ini. Walau dia berbohong, tapi
kebohongannya untuk menutupi tangisan anaknya. Si ibu ini, mengajak anaknya
pergi kerja mencuci pakaian dan membersihkan rumah tempat dia kerja. Dengan
sepeda yang dimiliki, si ibu membonceng anaknya. Anaknya didudukan dibagian
belakang, agar si anak tidak jatuh si ibu mengikat anaknya dengan kain di
bagian punggungnya sebagai pengaman.
Dalam perjalanan, si ibu ini masih
kepikiran dengan permintaan si anak. Dalam hatinya bertanya bagaimana saya bisa
memenui permintaan si anak ? pertanyaan
itu selalu menghantui si ibu. Di
persimpangan si ibu melihat ada uang seribuan, tanpa pikir panjang si ibu
membuka tali ikatan anaknya dan langsung meminta si anak mengambilnya. Uang
tersebut mau si ibu ini, gunakan untuk membeli kue, memenuhi permintaan anaknya. Si anak pun
menuruti permintaan ibunya. Betapa terkejut dan kaget si ibu ternyata uang
tersebut bukan seribu melainkan Rp 61.000,00. Uang tersebut pun langsung
dibelikan ke kue dan si ibu dapat memenuhi permintaan anaknya.
Dari cerita tersebut, Tuhan selalu
hadir kepada orang-orang yang dalam kebingungan. Maka dari itu, tetaplah tenang
dan sabar seperti si ibu tadi. Dengan kesabaran dari si ibu akhirnya si ibu
mendapatkan uang. Walau uang tersebut bukan dari hasil keringat dari si ibu.
Tapi itu, merupakan suatu mujisat. Memang mengambil hak orang lain itu adalah
perbuatan dosa. Timbul pertanyaan “ Berdosakah si ibu dan si anak tersebut ? “ jawabannya
hanya Tuhan yang tahu dan hanya Tuhan yang berhak mengatakan orang itu berdosa
atau orang itu tidak berdosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar